BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Solok merupakan sebuah
Kabupaten yang memiliki berbagai potensi wisata alam, budaya, sejarah, dan
wisata kesehatan.Di Kabupaten Solok juga terdapat gunung berapi aktif, yaitu
Gunung Talang.Keberadaan gunung Talang ini merupakan sumber panas bumi bagi
Kabupaten Solok. Keberadaan gunung Talang di Kabupaten Solok
menyebabkan munculnya beberapa sumber air panas di sekitarnya. Sumber air panas
yang memiliki ukuran besar terdapat di Kenagarian Talang dan di kaki Bukit
Kili, Kenagarian Koto Baru. Sumber air panas lain yang terdapat di Kabupaten
Solok terdapat di Kenagarian Koto Sani dan Surian.
PADANG, ANTARANEWS.com – Lingkungan objek wisata air panas
Bukit Kili, Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat
(Sumbar), kurang terpelihara kebersihannya. Warga dan pengunjung setempat saat
mandi di kolam air panas Bukit Kili, banyak yang tidak mengindahkan ketentuan
yang telah ditetapkan petugas kebersihan, demikian pantauan Antara di lokasi
objek wisata itu, Minggu.
Kolam air panas ini terletak di lingkungan rumah warga yang cukup
padat, dan khusus di lingkungan kolam tersedia penginapan terdiri atas 10
kamar, dengan sewa Rp20 ribu per orang per hari.Lokasi pemandian air panas yang
bersebelahan letaknya dengan masjid itu, hanya berjarak 50 meter dari sisi ruas
jalan lintas Sumatera (Jalinsum) Padang - Solok.
Menurut seorang pemuda setempat, pihak pengelola sudah membuat
ketentuan agar tidak membuang sampah dan bungkus sabun di lingkungan kolam
pemandian, namun masih terdapat para warga dan pengunjung yang tidak
mengindahkannya.Mereka bahkan mencuci pakaian dan menjemurkannya di pinggiran
kolam pemandian.
"Petugas khusus membersihkan lingkungan kolam air panas sudah
dibentuk, tapi hanya sekali dalam sepekan pada hari Jumat," kata pemuda
panggilan Doni itu.Dia menambahkan, seharusnya petugas juga menyediakan bak
sampah di lingkungan kolam agar pengunjung tidak sembarangan membuang
sampah.Sumber air panas yang terdapat di Bukit Kili Kabupaten Solok terletak di
dalam kompleks masjid Al – Ikhwan yang berada di lingkungan rumah warga yang
cukup padat.Awalnya sumber air panas ini dimanfaatkan oleh penduduk di sekitar
lokasi sebagai sumber air untuk berwudu dan untuk kegiatan sehari-hari seperti
mandi dan mencuci pakaian.Namun karena jumlah pengunjung yang datang ke lokasi
ini semakin banyak, maka dibangunlah sebuah penginapan untuk wisatawan yang ingin
menginap di lokasi ini.Selain itu, pada sumber air panas juga sudah dibuatkan
kolam yang terpisah untuk pengunjung laki-laki dan perempuan.
Meskipun lokasi ini telah dijadikan sebuah objek wisata pemandian
air panas, namun sampai sekarang masyarakat di sekitar lokasi masih tetap
menggunakan air panas yang ada untuk melakukan aktivitas hariannya, seperti
mandi dan mencuci pakaian. Hal ini tentu saja akan membuat para wisatawan yang
mengunjungi lokasi pemandian merasa tidak nyaman. Tidak saja karena adanya
sampah-sampah bungkus sabun dan detergen yang sering dibuang sembarangan,
tetapi juga karena busa yang dihasilkan ketika warga mencuci pakaian di lokasi
pemandian juga ikut mencemari kebersihan air kolam. Hal ini tentu saja akan
mengurangi minat wisatawan mengunjungi lokasi wisata ini. Oleh karena itu,
penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dan memberikan solusi yang
bisa digunakan sebagai upaya meningkatkan daya tarik wisatawan untuk
mengunjungi lokasi pemandian air panas Bukit Kili.
B. Identifikasi Masalah
1. Banyaknya sampah di sepanjang jalan menuju
lokasi.
2. Lokasi parkiran yang tidak teratur.
3. Susunan warung makan yang tidak rapi di
sepanjang jalan menuju ke lokasi.
4. Penataan denah fasilitas di lokasi yang sempit.
5. Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan lokasi.
6. Kurangnya kontrol dari petugas terhadap
masyarakat di lokasi.
C. Batasan Masalah
Karena banyaknya permasalahan yang muncul, maka
dalam penulisan makalah ini penulis akan membahas mengenai pengembangan
fasilitas wisata pemandian air panas bukit kili solok untuk meningkatkan daya
tarik wisatawan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka
rumusan masalah yang timbul adalah ini adalah:
1. Bagaimanakah kondisi alam di sekitar Bukit Kili?
2. Apa manfaat mandi air panas terhadap kesehatan?
3. Apa permasalahan-permasalahan yang membuat
wisatawan enggan mengunjungi air panas Bukit Kili?
4. Bagaimana caranya menarik minat wisatawan untuk
mengunjungi air panas Bukit Kili?
E. Tujuan Penulisan
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara ilmiah mengenai air panas
sebagai salah satu bentuk sumber daya panas bumi dan pemanfaatannya. Di samping
itu penulis juga akan membahas mengenai pemanfaatan air panas sebagai salah
satu tempat wisata kesehatan yang diyakini bisa membantu pengobatan berbagai
macam jenis penyakit. Pentingnya kebersihan lokasi wisata sebagai faktor pendukung
kanyamanan pengunjung lokasi wisata tersebut.
F. Manfaat Penulisan
Manfaat
penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memberikan solusi kepada masyarakat
terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di fasilitas pemandian air panas
Bukit Kili Solok.
2. Sebagai informasi kepada pembaca bahwa di
Kabupaten Solok terdapat sebuah lokasi wisata kesehatan berupa pemandian air
pana
PEMBAHASAN
A. Air Panas Bukit Kili sebagai Salah Satu Sumber
Daya Daerah
1. Letak Bukit Kili secara Administratif.
Secara
administratif, daerah panas bumi Bukit Kili termasuk ke dalam wilayah Kabupaten
Solok, terletak antara 678000 - 68900 (UTM) Timur dan 9901000 – 9914000 (UTM)
Selatan dengan luas daerah sekitar 11 x 13 km2.
2. Kondisi Daerah Bukit Kili secara Geologi.
a. Geomorfologi
Geomorfologi di daerah penyelidikan dikelompokkan menjadi 4 satuan
morfologi yaitu satuan morfologi perbukitan non vulkanik, satuan
morfologi perbukitan vulkanik tua, satuan morfologi vulkanik muda, dan satuan
morfologi pedataran aluvium.
b. Stratigrafi.
Hasil pemetaan lapangan menunjukkan bahwa stratigrafi di daerah
penyelidikan dapat dikelompokkan menjadi delapan satuan batuan dengan urutan
dari tua ke muda yaitu: batuan lava Bukit Kili, batuan sabak/ malihan, batuan
lava andesitik vulkanik tua. batuan lava Bukit Bakar, batuan vulkanik tak
terpisahkan, (lahar, lava, dan breksi) Bukit Bakar, batuan lahar G. Talang,
endapan danau dan aluvium.
c. Struktur
Geologi.
Hasil interpretasi foto udara dan kenampakan di lapangan
memperlihatkan pola-pola struktur geologi (seperti kekar-kekar dan zona
hancuran) dan kelurusan-kelurusan, yang pada umumnya berarah
baratlaut-tenggara. Struktur yang berkembang di daerah Bukit Kili berupa
struktur sesar (empat sesar) yang berjenis sesar normal, umumnya berarah barat
laut-tenggara dan sebagian berarah timur laut – barat daya serta utara -
selatan (lihat peta geologi). Sesar tersebut : Sesar Bukit Sikai, bagian timur
relatif naik terhadap blok barat, memisahkan batuan tua dan muda.
Sesar Danau Kembar merupakan bagian dari jalur sesar besar Semangko.
Sesar Batu Berjanjang pada bagian timur relatif bergerak turun terhadap blok
barat sehingga membentuk step faulting dengan sesar Danau
Kembar. Sesar Danau Talang, sesar ini berpasangan dengan sesar
Danau Kembar membentuk struktur graben.
3. Pemanfaatan Sumber Daya Panas Bumi Bukit Kili
Beberapa faktor yang
menjadi peluang dalam pengembangan panas bumi Gunung Talang diuraikan di bawah
ini.
a. Akses ke wilayah penyelidikan mudah dicapai.
b. Kebutuhan listrik cukup besar untuk tahun-tahun
mendatang.
c. Tersedia cukup air untuk pengeboran maupun
kepentingan lainnya.
d. Jaringan listrik berdaya besar telah terpasang
sampai ke desa-desa terpencil.
e. Potensi agroindustri yang cukup besar seperti
adanya perkebunan pertanian dll.
f. Kemungkinan pengembangan potensi wisata gunung
api dan panas bumi.
4. Kendala Pengembangan Sumber Daya Panas Bumi
Solok.
Beberapa faktor-faktor yang menghambat pemanfaatan sumber daya
panas bumi di daerah ini antara lain sebagai berikut:
a. Potensi bahaya gunungapi sekunder dari gunungapi
Talang.
b. Penggundulan hutan di daerah resapan air
seperti terjadi di sekitar Gunung Talang.
c. Status Kepemilikan Tanah Wilayah Adat, merupakan
salah faktor yang cukup rumit
Berdasarkan hasil penelitian Idral
(2004), manifestasi panas bumi didaerah Bukit Kili ditemukan berupa mata air
panas, alterasi hidrotermal dan sinter karbonat. Geologi daerah penyelidikan
terdiri dari batuan lava andesitik, batu sabak, lahar-lava andesit, endapan
danau dan aluvium.yang berumur Pra Tersier –Quarter. Struktur yang berperan
dalam mengontrol kenampakan manifestasi ini dipermukana adalah struktur Batu
Berjanjang dan Danau Kembar yang berarah baratlaut-tenggara, keberadaan
struktur ini juga ditunjang oleh hasil penyelidikan geofisika.Mata air panas di
daerah Bukit Kili pada umumnya mempunyai tipe bikarbonat dengan temperatur 42.4
– 56.2oC. Sumber panas diduga berasal dari kantong-kantong
magma yang terdapat di bawah G. Talang dengan kedalaman yang belum diketahui.
Manifestasi panas bumi yang muncul
kepermukaan berupa mata air panas, batuan ubahan dan sinter karbonat memiliki
temperatur (42.4 – 56.2 oC) dengan pH netral, sedangkan
tipe air panasnya adalah bikarbonat. Sumber panas (heat source) diduga
berasal dari kantong-kantong magma yang terdapat di bawah Gunung Talang dengan
kedalaman yang belum diketahui.Manifestasi panas bumi dipermukaan dikontrol
oleh Sesar normal Batu Berjanjang yang berarah baratlaut – tenggara, yang
merupakan bagian dari sistem sesar Semangko.
Manifestasi panas bumi yang tampak
di daerah Bukit Kili dan sekitarnya, berupa mata air panas 11 lokasi,
batuan ubahan, dan sinter karbonat, diperkirakan disebabkan oleh adanya
aktivitas hidrotermal yang bersumber pada aktivitas vulkanik Gunung
Talang. Mengingat temperatur manifestasi yang relatif rendah dan
merupakan sistem out flow dari G.Talang maka disarankan
manifestasi panas bumi berupa mata air panas di daerah Bukit Kili sangat baik
dikembangkan untuk pariwisata dan pengobatan.
Mata air panas tersebut keluar
melalui rekahan-rekahan pada batuan vulkanik muda Gunung Talang dan
aluvium.Keberadaan manisfestasi tersebut di atas dikontrol oleh struktur sesar
Batu Bajanjang dan Danau Kembar yang berarah baratlaut-tenggara.Pada umumnya di
sekitar mata air panas terdapat endapan oksida besi.Temperatur air panas
berkisar antara 42.4 – 56.2oC.
A. Kesimpulan
Sumber air panas yang terdapat di Bukit Kili
Kabupaten Solok merupakan salah satu bentuk mata air panas makdani yang menjadi
gejala-gejala aktivitas post vulkanis Gunung Talang. Sumber air panas ini
terletak di dalam kompleks Masjid Al-Ikhwan di Kenagarian Koto Baru Kabupaten
Kubung.Air panas di lokasi ini memiliki kandungan belerang yang bagus untuk
pengobatan penyakit kulit dan stroke.
Kurangnya
daya tarik wisatawan untuk mengunjungi pemandian air panas Bukit Kili ini
dikarenakan adanya masyarakat yang melakukan aktivitas sehari-hari seperti
mencuci dan mandi di kolam pemandian.Selain itu juga disebabkan oleh sempitnya
lahan parkir yang disediakan sehingga jumlah wisatawan yang membawa kendaraan
pribadi dan ingin memarkir kendaraannya di dalam lokasi sangat terbatas.
Upaya
yang bisa dilakukan untuk meningkatkan daya tarik wisatawan berkunjung ke
pemandian air panas bukit kili ini adalah:
1. Memisahkan fasilitas untuk masyarakat dengan
fasilitas untuk wisatawan.
2. Memperbesar lapangan parkir.
3. Memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang
pentingnya menjaga lingkungan pemandian.