Kamis, 14 Januari 2016

Penulisan

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
     Kabupaten Solok merupakan sebuah Kabupaten yang memiliki berbagai potensi wisata alam, budaya, sejarah, dan wisata kesehatan.Di Kabupaten Solok juga terdapat gunung berapi aktif, yaitu Gunung Talang.Keberadaan gunung Talang ini merupakan sumber panas bumi bagi Kabupaten Solok. Keberadaan  gunung Talang di Kabupaten Solok menyebabkan munculnya beberapa sumber air panas di sekitarnya. Sumber air panas yang memiliki ukuran besar terdapat di Kenagarian Talang dan di kaki Bukit Kili, Kenagarian Koto Baru. Sumber air panas lain yang terdapat di Kabupaten Solok terdapat di Kenagarian Koto Sani dan Surian.
PADANG, ANTARANEWS.com – Lingkungan objek wisata air panas Bukit Kili, Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar), kurang terpelihara kebersihannya. Warga dan pengunjung setempat saat mandi di kolam air panas Bukit Kili, banyak yang tidak mengindahkan ketentuan yang telah ditetapkan petugas kebersihan, demikian pantauan Antara di lokasi objek wisata itu, Minggu.
Kolam air panas ini terletak di lingkungan rumah warga yang cukup padat, dan khusus di lingkungan kolam tersedia penginapan terdiri atas 10 kamar, dengan sewa Rp20 ribu per orang per hari.Lokasi pemandian air panas yang bersebelahan letaknya dengan masjid itu, hanya berjarak 50 meter dari sisi ruas jalan lintas Sumatera (Jalinsum) Padang - Solok.
Menurut seorang pemuda setempat, pihak pengelola sudah membuat ketentuan agar tidak membuang sampah dan bungkus sabun di lingkungan kolam pemandian, namun masih terdapat para warga dan pengunjung yang tidak mengindahkannya.Mereka bahkan mencuci pakaian dan menjemurkannya di pinggiran kolam pemandian.
"Petugas khusus membersihkan lingkungan kolam air panas sudah dibentuk, tapi hanya sekali dalam sepekan pada hari Jumat," kata pemuda panggilan Doni itu.Dia menambahkan, seharusnya petugas juga menyediakan bak sampah di lingkungan kolam agar pengunjung tidak sembarangan membuang sampah.Sumber air panas yang terdapat di Bukit Kili Kabupaten Solok terletak di dalam kompleks masjid Al – Ikhwan yang berada di lingkungan rumah warga yang cukup padat.Awalnya sumber air panas ini dimanfaatkan oleh penduduk di sekitar lokasi sebagai sumber air untuk berwudu dan untuk kegiatan sehari-hari seperti mandi dan mencuci pakaian.Namun karena jumlah pengunjung yang datang ke lokasi ini semakin banyak, maka dibangunlah sebuah penginapan untuk wisatawan yang ingin menginap di lokasi ini.Selain itu, pada sumber air panas juga sudah dibuatkan kolam yang terpisah untuk pengunjung laki-laki dan perempuan.
Meskipun lokasi ini telah dijadikan sebuah objek wisata pemandian air panas, namun sampai sekarang masyarakat di sekitar lokasi masih tetap menggunakan air panas yang ada untuk melakukan aktivitas hariannya, seperti mandi dan mencuci pakaian. Hal ini tentu saja akan membuat para wisatawan yang mengunjungi lokasi pemandian merasa tidak nyaman. Tidak saja karena adanya sampah-sampah bungkus sabun dan detergen yang sering dibuang sembarangan, tetapi juga karena busa yang dihasilkan ketika warga mencuci pakaian di lokasi pemandian juga ikut mencemari kebersihan air kolam. Hal ini tentu saja akan mengurangi minat wisatawan mengunjungi lokasi wisata ini. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dan memberikan solusi yang bisa digunakan sebagai upaya meningkatkan daya tarik wisatawan untuk mengunjungi lokasi pemandian air panas Bukit Kili.


B.  Identifikasi Masalah
1.      Banyaknya sampah di sepanjang jalan menuju lokasi.
2.      Lokasi parkiran yang tidak teratur.
3.      Susunan warung makan yang tidak rapi di sepanjang jalan menuju ke lokasi.
4.      Penataan denah fasilitas di lokasi yang sempit.
5.      Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan lokasi.
6.      Kurangnya kontrol dari petugas terhadap masyarakat di lokasi.
C.  Batasan Masalah
            Karena banyaknya permasalahan yang muncul, maka dalam penulisan makalah ini penulis akan membahas mengenai pengembangan fasilitas wisata pemandian air panas bukit kili solok untuk meningkatkan daya tarik wisatawan.
D.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah yang timbul adalah ini adalah:
1.    Bagaimanakah kondisi alam di sekitar Bukit Kili?
2.    Apa manfaat mandi air panas terhadap kesehatan?
3.    Apa permasalahan-permasalahan yang membuat wisatawan enggan mengunjungi air panas Bukit Kili?
4.    Bagaimana caranya menarik minat wisatawan untuk mengunjungi air panas Bukit Kili?
E.   Tujuan Penulisan
            Penulisan makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara ilmiah mengenai air panas sebagai salah satu bentuk sumber daya panas bumi dan pemanfaatannya. Di samping itu penulis juga akan membahas mengenai pemanfaatan air panas sebagai salah satu tempat wisata kesehatan yang diyakini bisa membantu pengobatan berbagai macam jenis penyakit. Pentingnya kebersihan lokasi wisata sebagai faktor pendukung kanyamanan pengunjung lokasi wisata tersebut.
F.   Manfaat Penulisan
     Manfaat penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk memberikan solusi kepada masyarakat terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di fasilitas pemandian air panas Bukit Kili Solok.
2.      Sebagai informasi kepada pembaca bahwa di Kabupaten Solok terdapat sebuah lokasi wisata kesehatan berupa pemandian air pana

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Air Panas Bukit Kili sebagai Salah Satu Sumber Daya Daerah
1.      Letak Bukit Kili secara Administratif.
            Secara administratif, daerah panas bumi Bukit Kili termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Solok, terletak antara 678000 - 68900 (UTM) Timur dan 9901000 – 9914000 (UTM) Selatan dengan luas daerah sekitar 11 x 13 km2.
2.      Kondisi Daerah Bukit Kili secara Geologi.
a.    Geomorfologi
Geomorfologi di daerah penyelidikan dikelompokkan menjadi 4 satuan morfologi   yaitu satuan morfologi perbukitan non vulkanik, satuan morfologi perbukitan vulkanik tua, satuan morfologi vulkanik muda, dan satuan morfologi pedataran aluvium.
b.    Stratigrafi.
Hasil pemetaan lapangan menunjukkan bahwa stratigrafi di daerah penyelidikan dapat dikelompokkan menjadi delapan satuan batuan dengan urutan dari tua ke muda yaitu: batuan lava Bukit Kili, batuan sabak/ malihan, batuan lava andesitik vulkanik tua. batuan lava Bukit Bakar, batuan vulkanik tak terpisahkan, (lahar, lava, dan breksi) Bukit Bakar, batuan lahar G. Talang, endapan danau dan aluvium.
c.    Struktur Geologi.
Hasil interpretasi foto udara dan kenampakan di lapangan memperlihatkan pola-pola struktur geologi (seperti kekar-kekar dan zona hancuran) dan kelurusan-kelurusan, yang pada umumnya berarah baratlaut-tenggara. Struktur yang berkembang di daerah Bukit Kili berupa struktur sesar (empat sesar) yang berjenis sesar normal, umumnya berarah barat laut-tenggara dan sebagian berarah timur laut – barat daya serta utara - selatan (lihat peta geologi). Sesar tersebut : Sesar Bukit Sikai, bagian timur relatif naik terhadap blok barat, memisahkan batuan  tua dan muda.  Sesar Danau Kembar merupakan bagian dari jalur sesar besar Semangko.  Sesar Batu Berjanjang pada bagian timur relatif bergerak turun terhadap blok barat sehingga membentuk step faulting dengan sesar Danau Kembar. Sesar Danau Talang, sesar   ini berpasangan dengan sesar Danau Kembar membentuk struktur graben.
3.      Pemanfaatan Sumber Daya Panas Bumi Bukit Kili
Beberapa faktor yang menjadi peluang dalam pengembangan panas bumi Gunung Talang diuraikan di bawah ini.
a.       Akses ke wilayah penyelidikan mudah dicapai.
b.      Kebutuhan listrik cukup besar untuk tahun-tahun mendatang.
c.       Tersedia cukup air untuk pengeboran maupun kepentingan lainnya.
d.      Jaringan listrik berdaya besar telah terpasang sampai ke desa-desa terpencil.
e.       Potensi agroindustri yang cukup besar seperti adanya perkebunan pertanian dll.
f.       Kemungkinan pengembangan potensi wisata gunung api dan panas bumi.
4.      Kendala Pengembangan Sumber Daya Panas Bumi Solok.
Beberapa faktor-faktor yang menghambat pemanfaatan sumber daya panas bumi di daerah ini antara lain sebagai berikut:
a.       Potensi bahaya gunungapi sekunder dari gunungapi Talang.
b.       Penggundulan hutan di daerah resapan air seperti terjadi di sekitar Gunung Talang.
c.       Status Kepemilikan Tanah Wilayah Adat, merupakan salah faktor yang cukup rumit
     Berdasarkan hasil penelitian Idral (2004), manifestasi panas bumi didaerah Bukit Kili ditemukan berupa mata air panas, alterasi hidrotermal dan sinter karbonat. Geologi daerah penyelidikan terdiri dari batuan lava andesitik, batu sabak, lahar-lava andesit, endapan danau dan aluvium.yang berumur Pra Tersier –Quarter. Struktur yang berperan dalam mengontrol kenampakan manifestasi ini dipermukana adalah struktur Batu Berjanjang dan Danau Kembar yang berarah baratlaut-tenggara, keberadaan struktur ini juga ditunjang oleh hasil penyelidikan geofisika.Mata air panas di daerah Bukit Kili pada umumnya mempunyai tipe bikarbonat dengan temperatur 42.4 – 56.2oC. Sumber panas  diduga berasal dari kantong-kantong magma yang terdapat di bawah G. Talang dengan kedalaman yang belum diketahui.
     Manifestasi panas bumi yang muncul kepermukaan berupa mata air panas, batuan ubahan dan sinter karbonat memiliki temperatur (42.4 – 56.2 oC) dengan  pH netral, sedangkan tipe air panasnya adalah bikarbonat. Sumber panas (heat source) diduga berasal dari kantong-kantong magma yang terdapat di bawah Gunung Talang dengan kedalaman yang belum diketahui.Manifestasi panas bumi dipermukaan dikontrol oleh Sesar normal Batu Berjanjang yang berarah baratlaut – tenggara, yang merupakan bagian dari sistem sesar Semangko.
     Manifestasi panas bumi yang tampak di daerah Bukit Kili dan sekitarnya, berupa mata air panas  11 lokasi, batuan ubahan, dan sinter karbonat, diperkirakan disebabkan oleh adanya aktivitas hidrotermal yang bersumber  pada aktivitas vulkanik Gunung Talang.  Mengingat temperatur manifestasi yang relatif rendah dan merupakan sistem out flow dari G.Talang maka disarankan manifestasi panas bumi berupa mata air panas di daerah Bukit Kili sangat baik dikembangkan untuk pariwisata dan pengobatan.
     Mata air panas tersebut keluar melalui rekahan-rekahan pada batuan vulkanik muda Gunung Talang dan aluvium.Keberadaan manisfestasi tersebut di atas dikontrol oleh struktur sesar Batu Bajanjang dan Danau Kembar yang berarah baratlaut-tenggara.Pada umumnya di sekitar mata air panas terdapat endapan oksida besi.Temperatur air panas berkisar antara 42.4 – 56.2oC. 


A.
  Kesimpulan
            Sumber air panas yang terdapat di Bukit Kili Kabupaten Solok merupakan salah satu bentuk mata air panas makdani yang menjadi gejala-gejala aktivitas post vulkanis Gunung Talang. Sumber air panas ini terletak di dalam kompleks Masjid Al-Ikhwan di Kenagarian Koto Baru Kabupaten Kubung.Air panas di lokasi ini memiliki kandungan belerang yang bagus untuk pengobatan penyakit kulit dan stroke.
            Kurangnya daya tarik wisatawan untuk mengunjungi pemandian air panas Bukit Kili ini dikarenakan adanya masyarakat yang melakukan aktivitas sehari-hari seperti mencuci dan mandi di kolam pemandian.Selain itu juga disebabkan oleh sempitnya lahan parkir yang disediakan sehingga jumlah wisatawan yang membawa kendaraan pribadi dan ingin memarkir kendaraannya di dalam lokasi sangat terbatas.
            Upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan daya tarik wisatawan berkunjung ke pemandian air panas bukit kili ini adalah:
1.      Memisahkan fasilitas untuk masyarakat dengan fasilitas untuk wisatawan.
2.      Memperbesar lapangan parkir.
3.      Memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan pemandian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar